Dalam ranah ilmu bisnis, tidak dikenal yang namanya feng-shui atau neptu (itu lho hitung-hitungan hari kelahiran dihubungkan dengan pasangan, saat menentukan langkah dll yang berbuah keberuntungan atau kesialannya). Meski demikian dapat dipahami bila kondisi pra-usaha menentukan langkah penting dalam membangun bisnis. Persiapan dalam Kegiatan Bisnis yang terpenting adalah mental. Dalam konsep naik haji (maaf gak nyambung ya?), dikatakan sebaik-baiknya bekal adalah takwa. Nah, takwa inilah yang membuahkan sikap mental dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang akan dialami.
Dalam konteks takwa tersebut, saya pernah kapok berbisnis. Kenapa? Karena, sudah 2 kali saya berbisnis dengan orang yang track keimanannya sama dengan saya, tetapi gagal. Pertama, karena rekan bisnis saya ada masalah keluarga. Akhirnya, bisnisnya dikorbankan. Kedua rekan bisnis saya ditipu oleh orang. Alhasil, saya juga terkena dampaknya.
Ternyata, yang nasibnya sama dengan saya itu banyak.
Akhirnya saya mencoba lagi kegiatan bisnis. Kali ini, usaha tersebut saya dirikan sendiri. Paling-paling dibantu oleh orang dekat. Lagi-lagi datang masalah baru. Bisnis tersebut digerogoti oleh anak buah! Kok bisa? Semuanya berawal dari rasa tidak puas dan kontrol yang tidak ketat. Ketidakpuasan akan gaji berawal dari dari ketidakpahaman akan pengeluaran tangeble dan intangeble, serta prioritas yang berbeda. Kontrol yang tidak ketat, berasal dari ketidaktahuan saya (lugu?) mengenai kemungkinan korupsi di level yang terendah sekalipun dan kepercayaan yang berlebih terhadap anak buah saya.
Nah, prinsip utama untuk memulai Kegiatan Bisnis (IMHO) adalah
1. Siapkan mental kita (termasuk bisa bertemu dengan masalah yang tidak terpikir sebelumnya).
2. Bila menyertakan orang lain, siapkan pula mental mereka dengan cara memberikan perjanjian ikatan kerja yang jelas.
3. Pilih kegiatan bisnis yang paling menguntungkan, prioritas berikutnya yang paling mudah dan paling kita minati.
Semoga bermanfaat.
djajadisastra.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar