Media online ternyata menempati posisi tertinggi sebagai sumber informasi terpercaya atau Informasi Berita Terbaru para pebisnis di Indonesia, mengalahkan media
Hal tersebut disampaikan Direktur Edelman Trustbarometer Aditya Chandra Wardhana dalam konferensi pers terkait hasil survei perusahaan tersebut atas tingkat kepercayaan masyarakat terhadap satu instansi, Selasa (10/2) di Jakarta.
Dari hasil survei 200 orang elite informasi, ia mengatakan, ada tiga sumber informasi berita terbaru paling dipercaya menurut kalangan elite informasi Indonesia, yakni isi berita online, berita televisi, dan komunikasi langsung dari manajemen perusahaan.
Tingkat kepercayaan para elite informasi yang berpendidikan sarjana untuk konten online mencapai 41 persen, televisi (40 persen), dan komunikasi langsung pada manajemen perusahaan (36 persen).
Sementara untuk tingkat kepercayaan di tingkat media konvensional, artikel di majalah bisnis berada di peringkat kedua mencapai 35 persen, diikuti radio (29 persen), dan terakhir
Aditya mengatakan, survei dilakukan kepada para eksekutif yang berusia 25 hingga 65 tahun, dengan penghasilan mencapai Rp 30 juta ke atas. "Mereka terbiasa mengikuti berita online karena mereka butuh informasi berita terbaru yang cepat untuk mengambil keputusan," ujarnya.
Menurutnya, kebanyakan dari mereka membutuhkan Informasi Berita Terbaru awal dari setiap kebijakan atau peristiwa terkait isu global yang kemungkinan berdampak pada usaha di sektor masing-masing. "Selanjutnya mereka akan mengontak secara pribadi pengamat-pengamat yang biasanya sudah mereka kenal," ujar dia.
Dari hasil survei itu ternyata media massa menjadi institusi yang paling bisa dipercaya, mencapai 77 persen, dibandingkan dengan korporasi, pemerintah, dan LSM. Dari hasil survei, pengusaha berada di urutan kedua dengan persentase sebesar 62 persen, LSM ***rutan ketiga (46 persen), dan pemerintah (45 persen).
Edelman sendiri merupakan perusahaan yang telah melakukan survei terkait kepercayaan masyarakat atas kondisi aktual secara global. Survei dilakukan dalam 10 tahun terakhir di 20 negara, dan tingkat error margin-nya mencapai 5 persen.
bisniskeuangan.kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar