1. Rumah Anda kurang nyaman buatnya Siapa yang bisa mengharapkan rumah jadi bersih dan rapi ketika ada anak-anak? Tetapi, di luar keadaan rumah yang berantakan karena ulah anak-anak, mungkin ada hal-hal yang mengganggunya. Entah itu lokasi rumah yang jauh dari keramaian, kamar yang terlalu sempit, atau bahkan kehadiran pembantu rumah tangga yang dianggapnya pesaing? Anda perlu tahu kapan pengasuh perlu dibantu atau didukung, dan kapan ia harus mengatasi masalahnya sendiri. Jika tugasnya memang hanya mengasuh anak, jangan mengharapkan membereskan bak cuci piring yang penuh dengan piring kotor dan sisa makanan di atasnya.
2. Ia ingin kenaikan gaji Bila Anda bekerja di perusahaan, akan lebih mudah untuk meminta kenaikan gaji. Bahkan, ada kenaikan gaji secara kolektif setiap tahun. Sewajarnya, ada kenaikan gaji berkala juga untuk baby sitter atau PRT. Baby sitter yang bekerja secara full time tentu tahu bagaimana kondisi finansial Anda sehari-hari, namun mungkin mereka enggan memintanya pada Anda. Ketika merasa sudah tak tahan, solusi mereka akhirnya hanya minta berhenti bekerja.
Bila ia sudah bekerja selama bertahun-tahun, dan Anda puas dengan pekerjaannya, tak ada salahnya Anda memberikan gaji yang layak. Jangan lupa, ketika jumlah anggota keluarga Anda bertambah, sebaiknya tambah juga gajinya.
3. Anda terlalu banyak aturan Setiap keluarga tentu memiliki aturan sendiri. Adalah tugas si pengasuh untuk menyesuaikan diri dengan aturan “setempat” ketika ia mulai bekerja pada Anda. Namun, ketika Anda menetapkan terlalu banyak aturan buatnya (apalagi yang tidak prinsip), wajar bila ia merasa sulit mengikutinya. Jangankan pengasuh, suami Anda saja mungkin tidak betah dengan segala macam aturan Anda.
4. Anda meremehkan otoritasnya Jika pengasuh menetapkan aturan tertentu untuk si kecil, jangan melakukan yang sebaliknya ketika pengasuh sedang tak ada. Hal itu hanya akan mengurangi respek si kecil terhadap pengasuhnya. Di lain pihak, baby sitter yang baik akan menghargai aturan Anda, dan ingin Anda menghargai apa yang dilakukannya juga. Bila ia memang sudah berpengalaman, jangan memperlakukannya seolah ia tidak tahu cara mengasuh anak.
5. Ia tidak sepakat dengan gaya pengasuhan Anda Pengasuh yang berpengalaman mungkin kurang setuju ketika Anda masih memberikan susu dalam botol untuk si kecil yang sudah berusia 3 tahun. Atau, ia resah ketika Anda terus memberinya cokelat atau es krim, karena setelah itu ia akan kesulitan membuat si kecil mau memakan nasinya. Atau, Anda selalu memintanya menggendong si kecil bila mulai menangis, sementara tubuh si kecil benar-benar berat.
6. Pekerjaan rumah tangga lebih banyak daripada tugas mengasuh anak Oke, awalnya mungkin ia sepakat untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Namun lama-kelamaan, pekerjaan rumah tangga ini lebih menyita waktu daripada tugas mengasuh anak. Meskipun ia sudah berusaha ber-multitasking, misalnya menyuapi si kecil sambil mencuci pakaian (dengan mesin, tentunya), tetap saja ada momen ketika perhatiannya teralih dari anak. Padahal bila sesuatu terjadi pada anak, Anda pasti menyalahkan pengasuh.
7. Ia juga perlu makan Pernahkah Anda melihat pemandangan di restoran, ketika satu keluarga makan makanan enak, sedangkan para baby sitter-nya duduk di meja terpisah dengan menu makanan yang terlihat “paling murah”? Mungkin ini hanya asumsi, tapi ingatlah, mereka adalah bagian dari keluarga Anda juga. Pastikan mereka selalu mendapatkan sarapan, makan siang, dan makan malam sesuai waktunya. Banyak dari mereka yang menunggu sampai disuruh majikannya, tapi jangan kaget juga bila mereka berinisiatif mengambil sendiri makanannya. Mungkin, Anda lupa memintanya makan. Bila perlu, tanyakan apakah makanan pemberian Anda sesuai seleranya, agar tidak berakhir di tempat sampah. www.sripoku.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar