Minggu, 25 April 2010

Berdayakan Anak Panti Asuhan Agar Mandiri



SUASANA asri serta sejuk dengan berbagai tetumbuhan, adalah kesan pertama saat memasuki halaman Klinik Bersalin Nurul Ihsan yang terletak di Kompleks Panti Asuhan (PA) Nurul Ihsan, sebuah amal usaha milik Yayasan Nurul Ihsan (YANI) yang bermarkas di Jalan Merpati Tanamodindi.

Walaupun, berdiri dengan nama Klinik Bersalin, namun klinik yang secara resmi diresmikan pada tanggal 25 Januari yang lalu oleh Kadis Kesehatan Kota Palu ini, bukan hanya menyediakan pelayanan bersalin bagi kaum perempuan, namun juga menyediakan pelayanan medis dan pengobatan alternatif lainnya.

"Kami juga menyediakan layanan KB, layanan fisioterapi dan akupuntur serta layanan kebidanan," terang Erwin Rasyid Amd FT AKP, Kepala Klinik.

Yang menarik, untuk mengelola klinik yang juga menerima perawatan inap bagi yang menjalani persalinan, seluruh tenaga medisnya yang terdiri dari alumni Akademi Perawatan (Akper), Akademi Bidan (Akbid) serta alumni dari Lembaga Penelitian, Pengembangan dan Pengobatan Alternatif (LP3A), seluruhnya adalah anak-anak panti yang secara khusus disekolahkan, yang diharapkan bisa mengembangkan almamaternya dan secara mandiri mengembangkan diri tanpa harus berpikir menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

"Secara keseluruhan, tenaga medis di sini untuk pelayanan fisioterapi ada dua orang yang merupakan alumni Akademi Fisoterapi Makassar, akupuntur dua orang, pelayanan KB dua orang, sedangkan untuk pelayanan kebidanan empat orang yang merupakan alumni dari Akper dan Akbid, selain itu untuk konsultasi masalah kandungan, di klinik ini langsung ditangani oleh, dr Amiruddin Rauf SPOG, sedangkan untuk klinik umum, ditangani oleh dr Hj Fatmawaty yang sekaligus penanggungjawab di sini,"tambah Erwin yang juga pakar akupuntur lepasan LP3A Surabaya.

Di tengah maraknya tawaran pelayanan kesehatan oleh lembaga kesehatan lainnya, klinik bersalin Nurul Ihsan optimis mampu bertahan dan akan terus mengembangkan berbagai bentuk pelayanan kepada masyarakat, karena dalam memberikan pelayanan, Klinik yang dibangun dengan niat untuk mengembangkan syariat ini, selain menawarkan pelayanan prima dan antar jemput bagi pasien yang akan melakukan persalinan, klinik bersalin Nurul Ihsan menawarkan sesuatu yang berbeda dari klinik-klinik lain.

"Semua proses persalinan disini kita lakukan dengan cara-cara yang serba Islami, karena penanganannya semuanya dilakukan oleh perempuan, sedangkan dokter ahli kandungannya, hanya sebatas konsultasi saja, dan alhamdulillah dari pengakuan beberapa pasien yang sempat bersalin disini, alasan utama mereka memilih bersalin di Klinik Nurul Ihsan, karena ingin aman dan nyaman, karena dilakukan dengan cara yang lebih islami," kata Erwin seraya menambahkan bahwa kliniknya bukan hanya menerima pasien muslim, namun juga membuka pelayanan bagi masyarakat umum.

Mengenai ide awal didirikannya klinik bersalin Nurul Ihsan, menurut Erwin yang juga alumni panti angkatan 1990-an, karena untuk memberdayakan para alumni Panti Asuhan agar tidak terlalu membebani masyarakat. Serta menjadi salah satu amal usaha Panti Asuhan kepada masyarakat, yang diharapkan bisa menjadi salah satu income bagi operasional panti asuhan dan sebagai ungkapan terima kasih warga panti asuhan, kepada masyarakat dalam bentuk karya nyata yang mendatangkan kemaslahatan bagi publik, yang selama ini telah banyak memberikan perhatian dan bantuan, baik secara materi maupun moral. "Untuk rencana pengembangan kedepan, kita masih focus untuk mengutamakan pelayanan," tutup Erwin.

radarsulteng.com

Senin, 19 April 2010

Teknik Mengatur Suara & Cara Berbicara yang Baik

Teknik memproduksi suara dengan memperhatikan :

1. Speed, standar kecepatan suara harus menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi.
2. Volume, dalam memandu sebuah acara misalnya menjadi MC wedding, suara yang dihasilkan harus bulat.
3. Tone, tinggi rendah suara, agar audience tidak merasa bosan selama acara berlangsung.
4. Timbre, suara yang ekspresif akan sangat mudah mempengaruhi pendengar.
5. Power, kekuatan suara yang dihasilkan harus tepat sesuai dengan pemakaian kata.
6. Nafas, berbicara dengan nafas perut, karena suara yang dihasilkan lebih dalam, power lebih kuat dan lebih terasa nikmat untuk didengar.

- Teknik berbicara

Yang harus diperhatikan untuk menghasilkan cara berbicara yang lebih professional dalam membawakan acara antara lain :
1. Intonasi: Sebaiknya suara tidak datar, tetapi mengandung iramaatau berirama.
2. Artikulasi: Setiap kata yang diucapkan haruslah jelas benar, sehingga mudah dimengerti atau dipahami.
3. Phrasing: Dalam berbicara sebaiknya memberikan jeda agar dapat dimengerti.
4. Stressing: Memberikan energi dalam suara, agar tidak menimbulkan kesan loyo.
5. Infleksi: Lagu kalimat, perubahan nada suara, hindari pengucapan yang sama bagian setiap kata (redundancy). Inflesi naik menunjukkan adanya lanjutan kalimat atau menurun untuk menunjukkan akhir kalimat. Semakin sering training MC wedding maupun jenis MC lainnya akan membuat kita menjadi terbiasa.

simphonymusic.com

Minggu, 18 April 2010

Ada yang 'Disembunyikan' Baby Sitter dari Anda

1. Rumah Anda kurang nyaman buatnya Siapa yang bisa mengharapkan rumah jadi bersih dan rapi ketika ada anak-anak? Tetapi, di luar keadaan rumah yang berantakan karena ulah anak-anak, mungkin ada hal-hal yang mengganggunya. Entah itu lokasi rumah yang jauh dari keramaian, kamar yang terlalu sempit, atau bahkan kehadiran pembantu rumah tangga yang dianggapnya pesaing? Anda perlu tahu kapan pengasuh perlu dibantu atau didukung, dan kapan ia harus mengatasi masalahnya sendiri. Jika tugasnya memang hanya mengasuh anak, jangan mengharapkan membereskan bak cuci piring yang penuh dengan piring kotor dan sisa makanan di atasnya.

2. Ia ingin kenaikan gaji Bila Anda bekerja di perusahaan, akan lebih mudah untuk meminta kenaikan gaji. Bahkan, ada kenaikan gaji secara kolektif setiap tahun. Sewajarnya, ada kenaikan gaji berkala juga untuk
baby sitter atau PRT. Baby sitter yang bekerja secara full time tentu tahu bagaimana kondisi finansial Anda sehari-hari, namun mungkin mereka enggan memintanya pada Anda. Ketika merasa sudah tak tahan, solusi mereka akhirnya hanya minta berhenti bekerja.

Bila ia sudah bekerja selama bertahun-tahun, dan Anda puas dengan pekerjaannya, tak ada salahnya Anda memberikan gaji yang layak. Jangan lupa, ketika jumlah anggota keluarga Anda bertambah, sebaiknya tambah juga gajinya.


3. Anda terlalu banyak aturan Setiap keluarga tentu memiliki aturan sendiri. Adalah tugas si pengasuh untuk menyesuaikan diri dengan aturan “setempat” ketika ia mulai bekerja pada Anda. Namun, ketika Anda menetapkan terlalu banyak aturan buatnya (apalagi yang tidak prinsip), wajar bila ia merasa sulit mengikutinya. Jangankan pengasuh, suami Anda saja mungkin tidak betah dengan segala macam aturan Anda.


4. Anda meremehkan otoritasnya Jika pengasuh menetapkan aturan tertentu untuk si kecil, jangan melakukan yang sebaliknya ketika pengasuh sedang tak ada. Hal itu hanya akan mengurangi respek si kecil terhadap pengasuhnya. Di lain pihak, baby sitter yang baik akan menghargai aturan Anda, dan ingin Anda menghargai apa yang dilakukannya juga. Bila ia memang sudah berpengalaman, jangan memperlakukannya seolah ia tidak tahu cara mengasuh anak.


5. Ia tidak sepakat dengan gaya
pengasuhan Anda Pengasuh yang berpengalaman mungkin kurang setuju ketika Anda masih memberikan susu dalam botol untuk si kecil yang sudah berusia 3 tahun. Atau, ia resah ketika Anda terus memberinya cokelat atau es krim, karena setelah itu ia akan kesulitan membuat si kecil mau memakan nasinya. Atau, Anda selalu memintanya menggendong si kecil bila mulai menangis, sementara tubuh si kecil benar-benar berat.

6. Pekerjaan rumah tangga lebih banyak daripada tugas mengasuh anak Oke, awalnya mungkin ia sepakat untuk membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Namun lama-kelamaan, pekerjaan rumah tangga ini lebih menyita waktu daripada tugas mengasuh anak. Meskipun ia sudah berusaha ber-multitasking, misalnya menyuapi si kecil sambil mencuci pakaian (dengan mesin, tentunya), tetap saja ada momen ketika perhatiannya teralih dari anak. Padahal bila sesuatu terjadi pada anak, Anda pasti menyalahkan pengasuh.


7. Ia juga perlu makan Pernahkah Anda melihat pemandangan di restoran, ketika satu keluarga makan makanan enak, sedangkan para
baby sitter-nya duduk di meja terpisah dengan menu makanan yang terlihat “paling murah”? Mungkin ini hanya asumsi, tapi ingatlah, mereka adalah bagian dari keluarga Anda juga. Pastikan mereka selalu mendapatkan sarapan, makan siang, dan makan malam sesuai waktunya. Banyak dari mereka yang menunggu sampai disuruh majikannya, tapi jangan kaget juga bila mereka berinisiatif mengambil sendiri makanannya. Mungkin, Anda lupa memintanya makan. Bila perlu, tanyakan apakah makanan pemberian Anda sesuai seleranya, agar tidak berakhir di tempat sampah.

www.sripoku.com

Kamis, 15 April 2010

Menjadi Anak Yatim karena Kemiskinan



Banyak orang berpikir panti asuhan di dunia penuh anak-anak yang kehilangan orangtua dalam perang, bencana atau karena penyakit. Tapi kenyataan mungkin lebih tragis lagi.

Ternyata setidaknya empat dari setiap lima anak yatim punya satu dan kadang dua orangtua yang tidak mampu merawat mereka.

Organisasi amal Save the Children baru saja menerbitkan laporan yang menunjukkan bahwa di beberapa negara, angka tadi bahkan lebih tinggi - 90 persen di Ghana misalnya, 95 persen di Indonesia dan yang menakjubkan 98 persen di Eropa Timur dan Tengah.

Penasehat Perlindungan Anak Louise Melville-Fulford berkata kepada RNW ada satu penyebab utama mengapa begitu banyak anak menjadi anak yatim, yakni kemiskinan.

Rentan
Sementara orangtua yang menyerahkan anak percaya bahwa itu adalah satu-satunya cara memberi mereka kehidupan yang lebih baik, dalam kenyataan justru terjadi sebaliknya. Anak-anak di lembaga tersebut jauh lebih rentan terhadap pelecehan, pengabaian, eksploitasi dan mengalami dampak psikologis.

Save the Children melaporkan bahwa anak-anak yang tumbuh di panti asuhan lebih cenderung mengalami gangguan pertumbuhan, masalah perilaku dan memiliki IQ lebih rendah daripada mereka yang dibesarkan di rumah atau di rumah anak angkat.

Save the Children berusaha menghilangkan mitos bahwa panti asuhan adalah jawaban bagi keluarga yang kesulitan membesarkan anak mereka. Organisasi ini mencoba membujuk pemerintah dan donor untuk menyumbang dana kepada proyek-proyek yang mendukung keluarga bersangkutan.

Adopsi
Organisasi amal itu sendiri tidak mendukung lembaga-lembaga namun berfokus pada proyek-proyek, mengembangkan dukungan kepada keluarga dan masyarakat.

Selain itu juga mendukung program-program yang memberikan pelayanan alternatif bagi anak-anak yang benar-benar anak yatim - seperti pelbagai program untuk anak angkat dan adopsi - dan bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan standar di rumah si anak itu tinggal serta membantu dalam proses deinstitusionaliasi.

Di beberapa negara panti asuhan telah menjadi bisnis besar, kata Louise Melville-Fulford, menyebabkan jumlah lembaga macam itu bertambah pesat beberapa tahun terakhir, khususnya di Afrika dan Asia.

"Panti asuhan sering dipandang sebagai jalan keluar mudah, dan cenderung menarik banyak sumbangan. Orang berniat jahat mengambil keuntungan darinya. Mereka mungkin memakai sendiri sumbangan daripada menggunakannya bagi anak-anak yang diasuh mereka. Dalam situasi terburuk, anak-anak 'diculik' masuk panti asuhan karena sumbangan dana sering dikaitkan dengan jumlah anak-anak yang ditampung di panti asuhan. Semakin banyak anak yang ditampung, semakin banyak uang yang mereka terima. Anak-anak kemudian diselundupkan keluar dari lembaga tersebut."

Dukungan tepat
Menurut Save the Children bahkan keluarga termiskin cukup mampu merawat anaknya sendiri, jika saja diberikan dukungan yang tepat. Oleh karena itu organisasi tersebut mendesak pemerintah, donor dan mereka yang bekerja di panti asuhan sehingga berupaya memberikan bantuan.

rnw.Nl

Selasa, 06 April 2010

Bingung Pilih Baby Sitter?



Memilih baby sitter untuk anak anda memerlukan ketelitian dan banyak pertimbangan. Salah-salah anak anda bisa salah pengasuhan dari si baby sitter. Apalagi jika anda seorang wanita pekerja, dimana waktu anda setiap harinya lebih banyak dihabiskan di kantor, mau tidak mau Baby sitter lah yang mengasuh anak anda. Berikut beberapa tips dalam memilih baby sitter yang baik untuk anda.

Cari Rekomendasi
Sebelum anda memutuskan mengambil baby sitter dari agen, ada baiknya anda terlebih dahulu meminta rekomendasi dari teman-teman dan saudara-saudara anda tentang seseorang yang mungkin bisa menjadi baby sitter yang baik dan bisa di percaya untuk anda anda, bisa juga dari Yayasan Baby Sitter yang terpercaya. Hal tersebut lebih baik ketimbang anda mengambil baby sitter yang sama sekali asing bagi anda. Jika memungkinkan, anda bisa meminta keponakan, adik, atau saudara anda lainnya untuk menjad baby sitter si kecil, siapa tahu mereka bersedia menjaga si kecil selama anda di kantor. Selain lebih aman bagi anak anda, cara ini juga bisa membuat anda lebih tenang bekerja di kantor.

Kenali calon baby sitter
Sebelum anda menerima seseorang untuk menjadi baby sitter anak anda. Terlebih dahulu lakukan interview dengan calon baby sitter anak anda. Lakukan juga pengenalan antara calon baby sitter dengan anak anda dengan membiarkan mereka mengahabiskan waktu bersama selama beberapa saat. Perhatikan cara calon baby sitter menghadapi anak anda, dan perhatikan pula bagaimana anak anda merespon calon baby sitternya. Lihatlah adakah chemistry diantara mereka.

Masa Percobaan
Buatlah masa percobaan terlebih dahulu sebelum anda benar-benar menerima baby sitter bekerja di rumah anda. Hal ini untuk lebih memastikan bahwa pilihan anda 100% tepat. Perhatikan semua hal yang dilakukan calon baby sitter anda dalam menghadapi anak anda, perhatikan nada suaranya, ekspresi wajahnya, serta bagaimana anak anda merespon sikapnya. Waktu terbaik untuk melakukan masa percobaan yaitu saat anda sedang berada dirumah, selain anda lebih leluasa memberi penilaian, si kecil juga akan melihat calon baby sitternya sebagai sahabat keluarga anda, dan bukan mengasosiakan kehadiran baby sitter sebagai penanda kepergian anda.

Baby Sitter Laki-laki
Memilih baby sitter laki-laki mungkin tak pernah adaƂ dalam pikiran anda sebalum nya. Namun ternyata baby sitter laki-laki merupakan pilihan tepat bagi anak laki-laki anda. Hal tersebut dikarenakan adalanya kecenderungan pada anak laki-laki untuk menjadi panutan dari orang yang lebih tua sekaligus teman bermain. Jika anda berminat menggunakan anak laki-laki sebagai baby sitter untuk anak anda, pastikan baby sitter tersebut punya sikap yang baik serta layak dijadikan panutan anak anda. Lebih baik lagi jika ia masih ada hubungan keluarga dengan anda, sehingga anda bisa mempercayai asuhan anak anda padanya. Namun, biasanya baby sitter laki-laki hanya cocok bagi anak yang yang sudah lebih mandiri.

Percayakan insting anda
Seberapa besarpun anda mengenal calon baby sitter anda dari rekomendasi teman anda, namun jika anda merasa orang tersebut bukanlah orang tepat bagi anak anda, jangan ragulah untuk mencari yang lain. Karena kadang kala chemistry yang anda rasakan antara si kecil dan calon baby sitternya atau Yayasan Baby Sitter tidak sreg buat anda. Pastikan juga calon baby sitter anda cukup dewasa dan cerdas dalam bersikap. Dan yang terpenting ia piawai merawat anak anda dan bisa cekatan menghubungi anda atau nomor-nomor penting lainnya jika tejadi keadaan darurat.

Kafebalita.com

Senin, 05 April 2010

Memberdayakan Social Worker Panti Asuhan



Dalam sebuah seminar bertajuk “Revitalisasi Amal Usaha Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Menuju Satu Abad Muhammadiyah” yang digelar pada awal tahun ini, Susilahati, pengurus Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial PP Aisyiyah Muhammadiyah, mengusulkan agar panti asuhan memiliki standar manajemen dan pekerja sosial (social worker) yang tersertifikasi.

Ia menyamakan Panti Asuhan dengan sekolah yang memiliki guru dan rumah sakit dengan dokter. Karena itu, panti asuhan juga membutuhkan pegawai yang berkompeten dalam bidang pengasuhan anak dan pengembangan unit-unit sosial yang berkaitan dengan pemberdayaan panti. Merekalah social worker.

Sayangnya, banyak orang berasumsi bahwa pekerja sosial merupakan kerja voluntary (sukarela), pekerjaan yang dianggap bisa dilakukan semua orang. Padahal, menurut Susilahati, pekerja sosial adalah profesi yang setara dengan guru dan dokter, yang juga butuh kompetensi.

Sebagai pengurus yayasan sosial yang juga membidangi panti asuhan yatim, saya cukup tersentak dengan pernyataan itu. Ternyata mengurus dan mengembangkan panti asuhan tidak sesederhana yang terbayang. Bukan cuma soal memberdayakan anak asuh, namun juga stake holder (pemangku kepentingan) panti yang meliputi pengurus yayasan, pegawai panti, dan donatur.

Sebagai sebuah lembaga sosial, asalkan dikelola secara tepat, panti asuhan mempunyai andil besar mencegah terjadinya pengangguran, dan pada akhirnya bisa membantu pemerintah mengurangi kemiskinan. Sebab, panti asuhan, lewat pembekalan pengetahuan dan keterampilan yang dilakukannya, dapat turut meningkatkan kualitas sumber daya manusia hingga menjadi individu-individu yang mandiri.

Sayangnya, banyak panti asuhan yang masih menganut cara konvensional dalam pengelolaan panti dan pola pengasuhan anak. Pengembangan lebih menekankan pada pengembangan fisik atau banyaknya anak yang dilayani, bukan kualitas pelayanan.Selain itu, pendekatan pelayanan yang diberikan kepada anak-anak asuh lebih menekankan pendekatan belas kasihan, bukan pendekatan yang berorientasi pemenuhan hak asasi manusia.

Sebagai anak, para penghuni memang harus diberi kasih sayang sebagaimana anakseusianya. Tetapi, kasih sayang itu bukan untuk memanjakan, melainkan harusnya mengarah pada pemberdayaan seluruh potensi anak, untuk mengantarkannya sebagai pribadi mandiri nan tangguh menghadapi kehidupan.

Dalam pengamatan saya, sebenarnya kinerja para social worker di Panti Asuhan sangat memungkinkan untuk dioptimalkan dengan pola spiritual leadership.Pekerja sosial panti asuhan yang meliputi pengasuh, pengurus yayasan, pegawai tetap, dan volunteer lepas, pada dasarnya terlibat dalam aktivitas sosial tersebut karena rasa keterpanggilan kemanusiaan yang didasari oleh prinsip-prinsip keagamaan.

Mereka bergelut mengurusi anak-anak asuh tanpa terlalu menghiraukan untung rugi finansial, tetapi lantaran tanggung jawab personal karena sudah masuk dalam keanggotaan panti. Sayangnya, oleh pengelola panti, kerapkali modal ini tidak dioptimalkan sebagai bahan profesionalisasi manajemen panti asuhan.

dutamasyarakat.com