Minggu, 10 April 2011

Menurunnya Bisnis Parcel Tradisional


Parel Lebaran - Saat-saat menjelang hari raya Idul Fitri atau pun natal biasanya dijadikan para pedagang parcel lebaran sebagai momentum meraup keuntungan.

Persaingan bisnis dgn ritel modern disinyalir menjadi salah satu penyebab kurang bergeliatnya bisnis parcel lebaran di pusat parcel Cikini ini.

"Biasanya 2 minggu sebelum lebaran sudah banyak pesanan, tapi ini belum terlalu banyak. Kan sekarang di Carrefour juga sudah ada parcel. Mungkin banyak yg beli di sana," keluh Sri, seorang pemilik toko parcel lebaran di Stasiun Cikini

Sri sudah menggeluti bisnis parcel di Stasiun Cikini sejak 1998 dan memiliki 28 pegawai. Pada tahun sebelumnya, Sri mengaku sepekan menjelang Lebaran tokonya bisa menjual lebih dari 100 parcel per hari dan meraup omzet Rp15 juta per hari. Namun dgn kondisi yg masih relatif sepi omzetnya per hari hanya sekitar RP3-4 juta per hari atau hanya berhasil menjual sekira 50 parcel per hari. Namun, dia tetap optimistis penjualan tahun ini akan kembali ramai menjelang hari raya Idul Fitri.

Optimismenya bukan tanpa alasan. Pasalnya, toko parcel miliknya sudah berpengalaman dalam bisnis ini dan sudah mendapat kepercayaan dari para pelanggan sejak bertahun-tahun. Kebanyakan pelanggannya adalah konsumen bisnis parcel lebaran yg menjual kembali barang dagangannya. Biasanya mereka berasal dari luar kota seperti Bekasi dan Tangerang. Bahkan bisnis parcelnya sudah mengepakkan sayap hingga ke mancanegara, seperti Malaysia, Arab Saudi, dan Palestina.

Soal harga, dia mengatakan tidak terlalu mahal jika dibandingkan dgn bisnis sejenis. Pasalnya, karena sering diambil oleh pedagang lain untuk dijual lagi maka dia mengaku tidak bisa menetapkan harga yg tinggi. Namun, keberhasilan menekan harga diperoleh dgn kerja sama dgn beberapa pabrikan sehingga harga produk yg dijual memang lebih murah ketimbang membeli produk di ritel besar.

Sumber: okezone.com

Temukan Info Lain Seputar Parcel Lebaran